Sumber kompas

Pertanian Jawa Barat 2025: Tren, Tantangan, dan Harapan Baru Menuju Swasembada Pangan

Pertanian Jawa Barat 2025: Tren, Tantangan, dan Harapan Baru Menuju Swasembada Pangan

Tahun 2025 menjadi babak penting bagi sektor pertanian di Jawa Barat. Setelah mengalami penurunan produksi pada 2024, kini geliat pertanian kembali bangkit dengan berbagai program strategis yang didukung data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah daerah. Dari peningkatan produksi padi dan jagung, hingga gerakan regenerasi petani muda, berikut adalah gambaran lengkap tentang kondisi dan arah baru pertanian di Jawa Barat.

📉 Penurunan Produksi di Tahun 2024

Berdasarkan data BPS Jawa Barat, tahun 2024 mencatat penurunan signifikan pada luas panen padi dan produksi beras. Luas panen padi hanya mencapai 1,48 juta hektare, turun 6,84% dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi gabah kering giling (GKG) tercatat 8,63 juta ton, turun 5,61%, dan produksi beras menjadi 4,98 juta ton.

Hal serupa juga terjadi pada komoditas jagung. Meskipun luas panen jagung meningkat 1,42%, produksi jagung pipilan kering justru turun menjadi 564,29 ribu ton, atau turun 2,23% dibandingkan 2023. Faktor cuaca ekstrem dan ketersediaan air menjadi penyebab utama penurunan ini.

📈 Optimisme Baru di Tahun 2025

Memasuki 2025, berbagai program revitalisasi sektor pertanian digulirkan. Salah satunya adalah program pompanisasi yang bertujuan meningkatkan irigasi dan produktivitas lahan pertanian. Hasilnya mulai terlihat: produksi beras diproyeksikan naik hingga 40% di kuartal pertama 2025.

Di sisi jagung, potensi luas panen pada Januari–April 2025 mencapai 53,26 hektare dengan potensi produksi hingga 409,07 ribu ton. Ini menunjukkan adanya perbaikan nyata di lapangan berkat dukungan program intensifikasi pertanian.

🚜 Nilai Tukar Petani (NTP) Meningkat

Indikator kesejahteraan petani diukur melalui Nilai Tukar Petani (NTP). Pada Januari 2025, NTP Jawa Barat tercatat sebesar 114,17, naik 2,21% dibanding Desember 2024. Kenaikan ini menunjukkan bahwa harga hasil pertanian naik lebih tinggi dibanding pengeluaran konsumsi petani, yang berarti kesejahteraan mereka pun ikut meningkat.

🌱 Regenerasi Petani dan Urban Farming

Kekurangan tenaga kerja muda di sektor pertanian menjadi perhatian serius. Namun, Jawa Barat menjawab tantangan ini dengan dua strategi:

  • Program Petani Milenial – Untuk menarik generasi muda agar kembali bertani dengan pendekatan teknologi dan kewirausahaan.
  • Urban Farming – Jawa Barat kini menjadi provinsi dengan Unit Tani Perkotaan terbanyak di Indonesia, mencapai 3.231 unit. Urban farming terbukti menjawab kebutuhan pangan lokal sekaligus membuka lapangan kerja baru di perkotaan.

🌽 Gerakan Penanaman Jagung Serentak

Salah satu program unggulan di awal 2025 adalah peluncuran Gerakan Penanaman Jagung Serentak 1 Juta Hektare di Kabupaten Subang. Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong swasembada jagung dalam negeri.

🔍 Kesimpulan

Perjalanan pertanian di Jawa Barat tahun 2025 menunjukkan arah yang semakin positif. Meski tahun sebelumnya penuh tantangan, langkah-langkah strategis mulai menunjukkan hasil. Peningkatan produksi, kenaikan NTP, dan keterlibatan generasi muda menjadi fondasi kuat bagi masa depan pertanian yang berkelanjutan dan mandiri.

Jawa Barat bukan hanya lumbung padi nasional, tetapi juga pionir dalam transformasi pertanian modern berbasis data, inovasi, dan inklusi generasi baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini